Jangan biarkan keburukan tumbuh nyaman dalam gelap, apalagi saat ada sesama kita yang terperangkap di dalamnya. Hanya dengan cahaya kesadaran, kita bisa melihat dengan jelas mana yang tulus dan mana yang palsu.
Bagi kita yang berani membuka mata, bersiaplah menghadapi kenyataan yang seringkali tidak hitam-putih. Sesuatu yang dari luar tampak baik bisa menyembunyikan niat buruk, dan dari tempat yang kita anggap kelam, bisa jadi justru muncul secercah kebaikan yang tak terduga.
Maka dari itu, jangan pernah memejamkan mata. Jagalah cahaya nurani di dalam diri agar tidak pernah padam. Sebab kebencian dan keputusasaan datang diam-diam seperti pencuri di malam hari, berusaha merampas harapan saat kita lengah.
Ini bukanlah tentang merasa lebih baik dari orang lain. Ini adalah panggilan untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari kegelapan. Karena cahaya sejati justru bersinar paling terang bagi mereka yang berani mengakui kerapuhannya, bukan bagi mereka yang selalu merasa dirinya sempurna.
Jadi, janganlah membenci mereka yang masih tersesat dalam gelap; seringkali, mereka bahkan tidak bisa melihat diri mereka sendiri. Jangan memaksa. Tanggung jawab kita yang sudah lebih sadar adalah menjadi penerang jalan bagi sesama. Membagikan harapan, saling menolong, dan mengingatkan satu sama lain bahwa selalu ada kebaikan dan kasih yang merangkul kita semua, tanpa terkecuali.
Komentar
Posting Komentar